Rabu, 30 Maret 2011

Manusia Dan Keindahan

Keindahan berasal dari kata indah yang merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya."
Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."

Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
  1. Keindahan dalam arti luas
    Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
    a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
    b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
    c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
  2. Keindahan dalam arti estetik murni
    Yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
  3. Keindahan dalam arti terbatas
    Yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
‘”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya = puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .

Berikut ini beberapa persepsi pengamat tentang keindahan :
  • Tolstoy : Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat
  • Baumgarten : Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole.
  • Sulzer : Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
  • Winehelmann : Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan.
  • Shaftesbury : Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik.
  • Hume : Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.
  • Hemsterhuis : Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Dapat di lihat beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa pengertian di atas hanyalah sebagian kecil, dan dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa membuat pengertian tersendiri.

Alasan Manusia Mencipta Keindahan

Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang berlebihlebihan, misalnya marah dengan meluap-Iuap padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.
Maka keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

Hubungan manusia dan keindahan

manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan
dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu.
Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas esthetis.
Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.

(a). TEORI PENGUNGKAPAN

Dalil dari teori ini ialah bahwa "Art is an expression of human feeling" ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.

(b). TEORI METAFISIK

Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peninian (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi.

(c). TEORI PSIKOLOGIS

Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diaras taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis.

Jenis - jenis lukisan
Naturalisme : Corner of the Garden at Montgeron by Claude Monet
Ekspresionisme : 

Selasa, 25 Januari 2011

Kehidupan Masyarakat Kota dan Desa


Kehidupan Masyaakat berarti kehidupan dalam bermasyarakat atau bersosialisasi di dalam bermasyarakat. Namun sebelum kita mengenal “Kehidupan Masyarakat Kota dan Desa” kita harus mengenal dahulu apa yang di maksud dengan Kota dan Desa.

Kota adalah suatu kawasan pemukiman yang secara fisik didominasi oleh kumpulan rumah-rumah di dalam tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya namun kawasan perkotaan juga di gunakan untuk perkantoran.

Sedangkan Desa adalah suatu kawasan yang secara fisik masih cukup asri (belum rusak oleh manusia) dan terdapat beberapa permukiman yang masih belum padat dan fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya masih sangat terbatas.

Dengan demikian kita dapat menyimulkat ciri – ciri masyarakat Kota dan Desa.

Ciri-ciri Masyarakat Kota

Masyarakat kota adalah masyarakat yang tinggal di daerah dekat pusat pemerintahan. Masyarakat kota terdiri dari beragam suku dan kebanyakan karena mereka biasanya adalah pendatang dari desa.

Berikut ini merupakan ciri-ciri masyarakat kota.

1. Individual
Masyarakat kota biasanya bersifat individual. Mereka lebih memikirkan urusannya sendiri dan tidak peduli orang lain. Pergaulan di antara mereka pun dibatasi oleh kelompok - kelompok atau communitas sendiri, misalnya teman sekelas, teman di nongkrong, atau Geng. Jarang mereka terlihat mengobrol dengan tetangga. Apalagi, bila mereka tinggal di perumahan yang cukup elit.

2. Heterogen
Masyarakat kota terdiri dari beragam suku. Semuanya berkumpul di dalam satu kota dengan tujuan yang beragam seperti bekerja, kuliah, ikut saudara, dan lain-lain. Keanekaragaman inilah yang membuat masyarakat kota menjadi menarik.
Tidak hanya suku yang beranekaragam, namun juga yang lain seperti pendidikan (masyarakat kota identik dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi, namun kenyataannya cukup banyak yang tidak berpendidikan), agama, status sosial (mulai dari miskin tidak punya apa – apa hingga yang kaya raya yang dapat membeli segalanya), dan karakter.

3. Daya Saing Tinggi
Biasanya, orang-orang di kota adalah orang yang melakukan urbanisasi (perpindahan penduduk) dari desa ke kota untuk meningkatkan taraf hidup. Karena itu tingkat persaingan di kota sangatlah tinggi, dalam segala bidang. Bahkan, untuk memenangkan kompetisi tersebut, seseorang kadang rela menghalalkan segala cara.

4. Profesi Beragam
Di kota, profesi penduduknya sangat beragam. Profesi tersebut sesuai dengan keahlian masing-masing, misalnya pengamen, kuli angkut, pedagang, karyawan, bisnisman, dan lai-lain. Di kota, semuanya bisa dijadikan profesi. Bahkan, pengemis dapat di sebut sebuah profesi.

5. Matrealistik
Sebagian besar masyarakat kota bersifat matrealistik. Hal disebabkan tingkat persaingan yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan hingga diperlukan pengorbanan yang cukup besar, dan orang – orang kota lebih suka berhura – hura atau menghabiskan uang untuk hal yang dapat di bilang percuma.

6. Open Minded
Masyarakat kota terkenal dengan sikap mereka yang selalu terbuka terhadap segala macam jenis perubahan. Mereka juga masyarakat yang selalu aktif dan open minded. Itulah yang menyebabkan kota mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Ciri-ciri Masyarakat Desa
Masyarakat desa dapat di katakana memiliki ciri-ciri yang berkebalikan dengan masyarakat kota, yaitu sebagai berikut.

1. Gotong Royong
Di desa, kita akan menemukan masyarakat yang masih erat hubungan kekeluargaannya. Mereka suka bergotong royong dan saling membantu.

2. Homogen
Masyarakat desa biasanya terdiri dari satu atau dua suku. Kebanyakan mereka masih bersaudara satu sama lain.

3. Daya Saing Rendah
Karena sifat kekeluargaan tersebut, tidak ada keinginan bagi masyarakat desa untuk bersaing terlalu ketat. Mereka sangat menjunjung tinggi relasi atau hubungan dan menurut mereka persaingan yang ketat akan merusak hubungan kekeluargaan.

4. Profesi Sedikit dan Sejenis
Jenis profesi yang ada di desa tidak sebanyak di kota. Bila desa tersebut terletak di daerah pegunungan, bisa dipastikan bahwa profesi mereka sebagian besar adalah petani.